Antara Fakta dan Keinginan

Ada orang berkata, "Kadang kehidupan berjalan di luar keinginan Kita", mungkin Andapun berpendapat sama. Siapa bilang...?! Justru setiap yang terjadi pada Kita itu, itulah yang sesungguhnya Kita harapkan. Harapan itu sebenarnya tidak selalu dalam bentuk ucapan
 atau impian, justru yang lebih banyak dikabulkan Tuhan adalah tindakan dan buah pikiran Kita.

Makanya Rosulullah selalu menyarankan agar Kita selalu menjaga ucapan, berfikir positif dan bertindak dengan tidak melampaui batas. Contoh kasus, ada orang bisa berubah menjadi batu gara-gara ucapan ibunya, seperti yang terjadi pada Malin Kundang. Ada juga yang karena ucapannya bisa merubah nasibnya, misalnya menjadi kaya raya. Sehingga ada yang bilang bahwa ucapan adalah do'a, karena itu bicaralah yang baik-baik saja agar hasilnya juga baik.

Mari Kita tengok peristiwa yang terjadi karena buah pikiran. Dalam buku the secret ada diriwayatkan seseorang selalu mengeluh karena dilecehkan, dicemoohkan, dan selalu menjadi bahan tertawaan orang. Singkat cerita, rupanya orang itu selalu terjadi dalam pikirannya saat ingin melakukan tindakan, dia selalu berfikir, "jangan-jangan....", dan kalimat-kalimat sejenisnya. Maka apa yang terjadi dalam pikirannya selalu terjadi saat dia melakukan sesuatu. Akhirnya seorang konsultan menyarankan agar pikiran tersebut dihilangkan. Begitu ia turuti nasihatnya, dia sangat terkejut saat dia melakukan sesuatu tidak terjadi apa-apa seperti peristiwa-peristiwa sebelumnya.

Lain halnya dengan tindakan, bertindak ceroboh itu berarti Kita sedang mengharapkan sesuatu yang negatif, dan sebaliknya bertindak hati-hati itu berarti Kita sedang berharap hal-hal positif yang terjadi. Contoh ril, misalnya Kita mengendarai motor dengan kecepatan yang melampaui batas. Itu tandanya Kita sedang berharap terjadinya kecelakaan, walaupun mulut Kita mengatakan sebaliknya. Contoh lain, berbusana yang tidak menutup aurat itu artinya bahwa Kita sedang berharap agar ada orang lain melecehkan Kita, atau memberi kebebasan kepada orang lain untuk memegang bagian anggota tubuh Kita.

Lalu kenapa ketika ada orang memegang anggota tubuh kita kemudian kita marah...?! Marahnya itu sebenarnya bukan karena anggota tubuhnya dipegang, tetapi lebih kepada karena kebetulan orang yang memegangnya bukan orang yang dikehendaki. Coba kalau yang memegang orang yang dia kehendaki...?! Pasti dia akan senang, bahkan meminta anggota tubuh yang lainnya juga untuk dipegang juga.

Maka apa yang terjadi-terjadilah. itukan fakta yang sebenarnya...? Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar